Analisa external interferensi
Maksud dari external Interference adalah adanya sumber
frekuensi yg sama yg di pakai oleh pihak lainya tanpa ijin sehingga mengganggu
frekuensi pemiliknya yang sah. Sumber interferensi bisa saja datang dari
pemancar Radio, TV, Wireless LAN, repeater atau operator lain dimana filternya
bocor atau perangkatnya bocor. Jika terjadi external interferensi, ciri2 nya
bisa saja sbb:
2. RSSI
di sisi BTS di atas threshold, umumnya kemampuan demodulasi dan sensitifitas
perangkat penerima adalah di sekitar -95dBm sampai -110dBm. Jika RSSI > -90,
patut untuk di curigai ada external interference. Ini masuk uplink interference
3. Rx
disisi MS bagus, tapi kualitas signal sangat buruk (Ec/Io, SINR, FER). Ini
kategori downlink interference.
Adapun cara mengidentifikasi external interference sbb :
1. Cek
RSSI sisi BTS (pengecekan downlink)
RSSI normal umumnya di range -95
sampai -110. Contoh sbb :
RSSI Normal dimana Range di sekitar
-100dB
Ada Potensi external interferensi, dimana
RSSI di range -85dB
2. Pengecekan
di sisi MS
Lakukan testcall dan Drive test,
kenali ciri2 nya. Jika RX sangat bagus, sementara kualitas signal buruk bisa
jadi ciri terjadi interferensi.
3. Cek
statistic performance
Umumnya BTS yg terimpact interferensi
mengalami degrasi performance yaitu calldrop memburuk, CSR memburuk, Failure
memburuk dsb.
4. Jika
ciri2 terjadi interferensi sudah ada, lakukan scanning frekuensi untuk mencari
sumber interferensi. Alatnya di sebut spectrum frekuensi dan sesuai namanya
berfungsi untuk mengcapture frekuensi yg dipakai di area yg di ukur. Sebelum
melakukan pengukuran/scanning frekuensi akan lebih baik mengenali pola
frekuensi yg umum dipakai berbagai perangkat transmitter. Berikut sebagai
contoh :
a. Radio FM
Umumnya
radio FM mempunyai bandwith 200khz, dan range frekuensi di sekitar 100MHz (bisa
liat rangenya di radio). Contoh :
Bentuk
frekuensi Radio FM, dengan lebar bandwith 200Khz.
Point
nya adalah bahwa modulasi FM seringkali berharmonisasi tak terbatas saat power
yg di pakai sangat tinggi apalagi jika filternya bocor. Harmonisasi modulasi FM
ini bisa di cirikan dari kelipatan frekuensi yg di pakai, ciri inilah yg di
pakai untuk menganalisa sumber interferensi dari radio FM. Misal radio FM
menggunakan frekuensi center di 100Mhz, maka harmonisasinya adalah kelipatan
100 yaitu 200, 300,400 dst.
b. Transmitter TV
Untuk
TV bandwith yg dipakai range nya sekitar 4 sampai 8Mhz. untuk area Indonesia yg
mengadopsi system PAL (kalau tidak salah, tlg dikoreksi J) range bandwithnya sekitar 5.5Mhz.
maka untuk mengindentifikasi sumber interference cukup melihat bandwithnya saja
apakah di 5.5 atau tidak. Jika ya, ada suspect sumber dari Transmitter TV
c. CDMA2000
CDMA2000
menggunakan lebar bandwith sekitar 1.23Mhz. contoh hasil scanning frekuensi
CDMA2000 :
d. Etc
Mengenali pola frekuensi penting untuk membantu menganalisa
sumber interferensi berasal dari sumber apa.
Sebagai contoh operator CDMA A, dengan license frekuensi Band
A dengan range frekuensi di 825Mhz-830Mhz uplink, dan di 870Mhz-875Mhz
downlink. Berdasarkan analisa, di peroleh dugaan ada interference di range
frekuensi tsb. Untuk mencari sumbernya dilakukan scanning frekuensi di area yg
terkena dampak. Misal dari hasil scanning di peroleh hasil sbb :
Dari gambar sumber interferensi mempunyai bandwith 200khz,
maka suspeck bisa di arahkan ke FM transmitter. Mapping frekuensi FM tranmiiter
tsb sesuai harmonisanya, jika sudah dapat bisa scanning ke tempat transmitter
radio tsb.
No comments:
Post a Comment